Cerita ini
dimulai dari anak perempuan yang bernama Kinarya. Kinar adalah seorang anak
perempuan yang ceria, tetapi kebiasaan buruknya ialah boros. Ia adalah anak
yang boros. Ia selalu membeli apa yang dia mau, dan lebih buruknya lagi ia
selalu membuang – buang uang logam karena ia beranggapan bahwa uang logam sudah
tidak berguna lagi. Padahal, jika uang logam yang sering Kinar buang, di
lempar, dan diletakkan dengan semena – mena itu dikumpulkan, uang tersebut bisa
menjadi uang yang bernominal besar dan cukup untuk membeli es krim kesukaan
Kinar. Tetapi, ia tidak berfikir sejauh itu.
Di pagi hari,
ia diminta ibunya untuk membelikan seperempat kilogram tepung terigu dan seperempat kilogram telur
diwarung, ibu memberikan uang kepada Kinar sebesar 10 ribu rupiah, setelah
selesai membeli kedua macam barang tersebut, Kinar mendapat uang kembalian
sebesar Rp 200. Kinar pun membuang atau melemparkan uang kembalian tersebut
dengan sengaja. Ibu pun menasihatinya, tetapi Kinar hanya menganggap santai.
Keesokan
harinya disekolah, Kinar bertemu teman – temannya. Teman- temannya mengajak
Kinar pergi ke Toko Indah untuk membeli boneka bersama. Tentunya Kinar mau
karena sudah lama ia tidak membeli boneka baru. Namun, ia hanya membawa uang empat
puluh ribu rupiah. Sepuluh ribu untuk ongkos naik bis, dan tiga puluh ribu
untuk membeli boneka. Kinar rasa tiga puluh ribu cukup untuk membeli boneka yang
berukuran kecil.
Setelah
pulang sekolah, Kinar dan teman – temannya pergi ke Toko Indah menggunakan bis.
Setelah sampai, mereka langsung disambut oleh berbagai jenis boneka, mulai dari
teddy bear, binatang – binatang, tokoh kartun, sampai bantal yang berbentuk
hati. Mereka mulai memilih boneka pilihannya, termasuk juga Kinar, dia membeli
boneka teddy berwarna pink yang imut dan bulunya halus. Sepertinya Kinar sangat
menyukai boneka pilihannya itu.
Saat semua
sudah memilih boneka, mereka pergi ke kasir untuk membeli boneka yang mereka
pilih sendiri. Mereka membayar boneka tersebut dengan uangnya. Disaat Kinar
sedang membayar boneka, ia membuka dompet yang berada di dalam tas nya untuk
mengambil uang senilai Rp 30.000,- .Tiba – tiba si penjaga kasir memberi tahu
harga boneka tersebut. Harganya Rp 30.300,-. Dengan merasa sedikit kaget, Kinar
agak memprotes. Ia meminta bahwa ia membeli boneka dengan harga 30 ribu saja,
karena ia tidak punya uang 300 rupiah lagi. Tetapi, si penjaga kasir tidak
membolehkan karena itu sudah harga pas dan tidak bisa ditawar. Kinar meminta
uang temannya sebesar 300 rupiah kepada temannya. Tetapi, temannya tidak punya.
Ia meminta kepada teman satunya lagi, tetapi temannya berkata bahwa uang
kembaliannya sudah di masukkan ke kotak amal. Jika Kinar membayar dengan uang
ongkosnya, pasti dia tidak akan bisa pulang hanya karena uang ongkosnya kurang
300 rupiah saja. Tetapi, jika tidak, ia pulang tanpa membeli apa – apa. Kinar
sempat bingung dan panik dengan kejadian ini. Akhirnya, dengan berat hati ia
memutuskan untuk pulang dengan teman – temannya.
Sesampainya
dirumah, Kinar bersedih dan akhirnya menangis karena kejadian tadi. Ia
menceritakan semua kejadian yang dialaminya di Toko Indah kepada ibunya. Lalu,
ibunya langsung menghibur dan menasihatinya agar menghargai uang logam yang dia
anggap tidak berguna. Akhirnya ibu berjanji kepada Kinar agar membeli boneka ke
Toko Indah besok sore.
Keesokkan
harinya, Kinar dan ibunya pergi ke toko Indah untuk membeli boneka yang disukai
oleh Kinar. Tetapi, setelah Kinar mencari – cari boneka incarannya itu, ternyata
boneka yang dimaksud tidak ada lagi. Kinar bertanya kepada penjaga toko apakah
boneka yang disukai masih ada, dan jawabannya tidak. Boneka tersebut sudah
dibeli orang kemarin malam. Dan stok boneka yang disukai Kinar habis. Seketika
Kinar menangis perlahan. Ia sangat menyesal sekali karena ia suka membuang – buang
uang logam dan ia mendapatkan kejadian yang memberi ia pelajaran mengenai
betapa berharganya uang logam. Dan setelah itu, Kinar berjanji tidak akan membuang
– buang uang logam lagi.
by : Astilia Pratista Sari